TABAH SEORANG MUSLIMAH

“rindu antunna…” suara itu kedengaran lembut memasuki gendang telinga. ku hanya tersenyum, sedang dia tidak bisa pun menyaksikan senyuman itu.

“takpe, insya’Allah, nanti dah balik Sabah, datanglah ziarah kami” ku memberi harapan.

tersenyumku mengenang dia, yang kini sedang meniti usia matangnya di tempat orang. bagaimana keadaannya sekarang? pastinya tidak lagi keanak-anakkan seperti beberapa tahun lalu, sebelum ia meninggalkan negeri di bawah bayu, tanah kelahirannya sendiri. Gadis lincah yang dulunya sering merajuk untuk menarik perhatian kami, kakak2nya... kini sedang menghitung hari untuk bergelar isteri. Sedang aku yang lebih berusia ini masih terasa begitu liat untuk melaksanakan sunnah yang satu ini. SubhanAllah….begitu percaturan Allah…

Dia seorang wanita yang cukup tabah, sehingga menjadi inspirasi buatku sedang usianya 5 tahun lebih muda, masih sangat mentah dibandingkan kami yang bergelar pelajar universiti. ya, mungkin latar belakang keluarga dan ujian Allah yang dia tempuhi menjadikan dia ‘wanita besi’ yang mampu melakukan apa sahaja untuk teruskan hidup. kami dipertemukan Allah mengikut percaturan yang telah Dia tetapkan. saat itu, dia masih seorang pelajar sekolah menengah. mendengarkan kisah hidupnya yang sukar, kami mengizinkannya untuk tinggal bersama di rumah sewaan kami.

Dia lahir dalam keluarga kristian, dan mengenal Islam dalam usia yang cukup muda menjadikan dia begitu istimewa pada pandanganku. sewaktu teman-teman lain sedang enak menikmati zaman persekolahan penuh warna-warni, dia telah pun siap berdepan konflik hidup yang pastinya tidak ringan. memilih untuk memeluk Islam, dalam keadaan masih dalam tanggungan keluarga, bukanlah satu keputusan yang mudah. tindakan itu bermaksud dia bersedia untuk dibuang keluarga dalam usia yang masih terlalu awal. ya, pastinya itulah natijah yang ia terima setelah dengan yakin memilih menjadi muslim. pastinya kita dapat menjangkakan apakah respond yang diberikan oleh ibu bapanya yang kristian itu…

bertitik tolak dari situ, dia menjadi sangat berdikari…menyara hidup dengan menjual kueh yang dibuatnya sendiri…dan mungkin juga kerja-kerja lain…dalam masa yang sama bergelar pelajar sekolah menengah tingkatan 4. itu pastinya tidak mudah..namun, ketabahannya itu tersembunyi oleh sikap keanak-anakkannya yang suka bergurau, minta dimanjai seperti remaja lain seusianya…

suatu peristiwa yang mencetuskan kemuncak konflik berlaku apabila adiknya yang baru saja mengikut jejak langkahnya, memeluk Islam dipaksa kahwin oleh orang tuanya dengan pemuda kristian sehingga akhirnya mereka ber2 terpaksa melarikan diri ke semenanjung meninggalkan bumi kelahirannya ke suatu tempat yang lebih aman untuknya. dan kini, dia aman di sana… mengorak langkah, meniti usia dewasa menjadi seorang wanita yang lemah lembut…tidak lagi selincah dulu. namun perkara yang sama masih ia lakukan untuk menyara pengajiannya kini… sebagai seorang siswazah…iya,…menjual kueh…

saat dia menceritakan kehidupannya kini…..dengan panjang lebar…ku mengangguk anggukkan kepala, tersenyum mengenangkan jalan hidupnya yang berliku.

“akak tahu…Nai mampu bawa diri…” kagumku menggunung..

‘Allah menguji mengikut kemampuan hamba-hambaNya…SubhanAllah’

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 sapaan: